Dorong Promosi Digital, Tim Telisik Gerdu Hibah MBKM UNS Gelar Peluncuran dan Pelatihan Laman serta Penulisan Advertorial di Kampung Wisata Barokah
- Imam Rifa'i

- 22 Jun
- 3 menit membaca
Diperbarui: 26 Jun

Transformasi digital telah mengubah wajah promosi pariwisata. Kini, promosi destinasi tak lagi mengandalkan spanduk, brosur, atau rekomendasi lisan, melainkan ditentukan oleh kehadiran aktif di media digital, termasuk melalui iklan dan advertorial. Menyikapi perubahan ini, Tim Telisik Gerdu melalui program Hibah MBKM UNS menggelar pelatihan pengelolaan laman dan penulisan advertorial bertajuk "Menghidupkan Laman Desa Wisata lewat Narasi dan Visual" sekaligus meluncurkan laman Kampung Wisata Barokah (KWB) pada Minggu, 15 Juni 2025 bertempat di Rumah Pintar Pakel Gerdu Karangpandan sebagai langkah strategis memperkuat promosi digital KWB.
“Melalui iklan dan advertorial, kita bisa memperkenalkan keunikan Kampung Wisata Barokah lebih luas, tapi tetap informatif dan menggugah minat pembaca,” ujar Nadela, salah satu narasumber dalam sesi pelatihan. Ia menyampaikan beberapa strategi yang bisa diterapkan dalam menyusun advertorial, antara lain pendekatan STP (Segmenting, Targeting, Positioning), konsep 4P (Product, Place, Price, Promotion), serta metode soft selling dan hard selling.
Pelatihan ini tak hanya bersifat teoritis, tetapi juga mengajak peserta untuk langsung mempraktikkan penulisan advertorial. Peserta dibagi ke dalam lima kelompok kecil dan diminta menulis advertorial tentang produk lokal Kampung Wisata Barokah. Hasil tulisan kemudian dikumpulkan, mendapatkan umpan balik dari fasilitator, dan akan dipertimbangkan untuk dimuat di laman resmi Kampung Wisata Barokah: www.kampungwisatabarokah.com.
Dalam penyampaian materinya, Nadela juga menekankan bahwa iklan dan advertorial tidak bisa hanya mengandalkan keunikan atau informasi menarik, tetapi juga harus tepat sasaran. “Kita perlu tahu siapa target pasar yang paling potensial untuk dijangkau. Tugas kita adalah memikat mereka, cukup lewat satu tampilan iklan saja,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa iklan dan advertorial tidak perlu disajikan secara berlebihan, tetapi harus memiliki daya tarik yang khas dibandingkan kompetitor. Jika branding dilakukan dengan tepat, pembaca akan tertarik untuk mencoba. Di samping itu, promosi yang efektif, kemudahan akses pembelian secara daring, serta strategi diskon yang tepat dapat membantu menjangkau target audiens yang lebih luas.

Pada sesi kedua, Dwi sebagai narasumber membahas pengelolaan laman desa. Ia menjelaskan bahwa tugas ini tidak terbatas pada mereka yang berlatar belakang IT. “Dengan pelatihan sederhana, siapa pun bisa berperan,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kerja tim agar laman tetap aktif dan relevan.
Menurut Dwi, struktur tim pengelola laman idealnya mencakup: admin utama yang mengelola laman secara keseluruhan, kontributor konten yang bertugas menulis dan menyiapkan materi, serta editor/operator yang bertanggung jawab mengunggah, menyusun tampilan, dan menjaga konsistensi isi laman.
Pelatihan ini juga bertujuan untuk membekali peserta dengan pemahaman tentang fungsi laman sebagai media promosi, publikasi, dan sumber informasi resmi desa. Dwi menyampaikan bahwa laman desa memiliki peran strategis dalam memperkenalkan potensi dan aktivitas desa kepada publik secara luas.
Ia juga mendorong peserta untuk meningkatkan kemampuan mengelola konten laman secara mandiri dan berkelanjutan. “Peserta perlu dibekali keterampilan dasar agar bisa mengunggah, memperbarui, dan menyunting informasi penting di laman Kampung Wisata Barokah,” ungkapnya.
Birul, pendamping Kampung Wisata Barokah, menyampaikan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur bisa didampingi dan dibantu dalam hal promosi digital. Selama ini kami fokus pada pengelolaan di lapangan, tapi lewat kegiatan ini kami jadi paham bagaimana potensi kampung bisa disampaikan dengan cara yang menarik dan profesional,” tuturnya. Ia berharap pelatihan ini menjadi awal bagi warga untuk lebih percaya diri dalam mengelola laman dan menyampaikan cerita desa mereka kepada publik.
Penulis: Imam Rifa'i
Editor: Nadela Aning Pramesti
Komentar